KEFAMENANU, KOMPAS.com — Mervin Tri Hadianto, dokter spesialis penyakit anak yang bertugas di Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, menolak permintaan seorang mahasiswi berusia 19 tahun yang ingin minta disuntik KB.
Kepada Kompas.com, Kamis (18/9/2014), Mervin mengatakan, dirinya menolak permintaan mahasiswi salah satu universitas di Kefamenanu itu karena dia belum menikah.
“Dia (mahasiswi) datang ke tempat praktik saya, kemarin sore, terus ditanya sama asisten di pendaftaran, katanya mau suntik KB. Karena baru pertama, kan harus didata. Lha, pas ditanya, sudah nikah atau belum, dia jawab belum, akhirnya konsul ke saya. Ya, saya tolak. Dia mengaku kuliah di salah satu universitas di Kefamenanu,” kata Mervin.
Mendapat penolakan itu, sang mahasiswi itu pun langsung angkat kaki dari tempat praktik Mervin.
"Saya jelas tolak permintaan itu karena tidak sesuai dengan hati nurani saya,” beber Mervin.
Menurut Mervin, sang mahasiswi itu sebelumnya sudah biasa disuntik KB di dokter yang lain. Namun, karena sang dokter langganannya sedang tak buka praktik, akhirnya dia mendatangi Mervin.
Mahasiswi yang minta disuntik KB tersebut, kata Mervin, kemungkinan akibat kebijakan salah satu universitas di Kefamenanu yang akan mencutikan mahasiswi hamil dan boleh masuk jika ada surat menikah resmi dari gereja.
“Jadinya mahasiswi pengin tetap seks bebas tanpa hamil. Ya, menurut saya, sedikit perbaikan daripada jadi pembunuh dengan menggugurkan janin, walau sama-sama moralnya rusak. Siap-siap HIV merebak. Tinggal tunggu tes HIV saja buat syarat jadi mahasiswi atau mahasiswa baru karena mahasiswi pintar-pintar mengakali aturan baru,” tandasnya.http://regional.kompas.com/read/2014/09/18/16053841/Diduga.Ingin.Nyaman.Seks.Bebas.Seorang.Mahasiswi.Minta.Disuntik.KB
0 komentar:
Posting Komentar